Wednesday, December 28, 2016

Achievement

2011                             Finalist of Indonesia Mechanical Innovation Contest, ITS
          2011                             6th place of National Innovation Contest, ITB
          2011                             2nd place of National Scientific Writing Competition, UI
          2011                             Finalist of National Scientific Writing Competition, ITS
          2011                             1st place of National Scientific Writing Competition
          2011                             Finalist of Student Innovation Awards, Ministry of Research and Technology
          2011                             3rd place of National Scientific Writing Competition, Ministry of Education and Culture
          2011                             Finalist of Sport Industrial Scientific Research Competition, Ministry of Youth and Sports
          2011                             The Most Favorite Participant in Competition of Innovation and Scientific Writings, PPI – France
          2012                             Finalist of Lenovo Do Network Competition, Lenovo Group
          2012                             1st place of Student Achievement, ITS
          2012                             2nd place of National Scientific Writing Competition, UGM
          2012                            2nd place of National History Writing Competition, Ministry of Education and Culture
          2013                             Finalist of Indonesian Undergraduate Research Competition, PPI-Tokodai Japan
          2015                            Cumlaude, ITS
          2015                             Best Paper Award, International Electronic Symposium PENS 2015

Internasional Journal

Pujiantara, M., Anggriawan, D.O., Tjahjono, A., Priyadi, A., Purnomo, M.H., “A Real Time Current Harmonic Monitoring System Based on Stockwell Transform Method”, International Review of Electrical Engineering, Vol. 11, No. 2, 2016

Tjahjono, A., Anggriawan, D.O., Faizin, A.K., Priyadi, A., Pujiantara, M., Purnomo, M.H., “Optimal Coordination of Overcurrent Relays in Radial System with Distributed Generation Using Modified Firefly Algorithm”, International Journal of Electrical Engineering and Informatics, Vol. 7, No. 4, Dec. 2015


About Me

Dimas Okky Anggriawan received the B.E. degree from electrical engineering department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember in 2013 and M. Eng degree from electrical engineering department, Institut Teknologi Sepuluh Nopember in 2015. He is currently as lecturer in the Politeknik Elektronika Negeri Surabaya. The Technical knowledge in software is ETAP, LabVIEW, MATLAB, PSIM. His research interests include power quality, protection coordination and artificial intelligent. His contact and email is (+62)821 3210 7373  and dimas@pens.ac.id

International Conference

Nugraha, S. D., 1. Anggriawan, D.O., Sunarno, E., Wahjono, E., Tjahjono, A., Prasetyono, E., “Maximum Power Point Tracking of Photovoltaic Module for Battery Charging Based on Modified Firefly Algorithm”, IEEE conference of International Electronics Symposium (IES), Sept., 2016

Faradisa, I., Anggriawan, D.O., Sardjono, T., Purnomo, M.H., “Identification of Phonocardiogram Signal Based on STFT and Marquardt Levernberg Backpropagation”, IEEE conference of International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), July., 2016

Pujiantara, M., Priyadi, A., Pujiantara, M., Penangsang, O., Anggriawan, D.O., Tjahjono, A., “Improvement of Power Quality Monitoring Based on Modified S-Transform”, IEEE conference of International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), July., 2016

Tjahjono, A., Sudiharto, I., Suryono., Anggriawan, D.O.,“Modelling Non-Standard Overcurrent Relay Characteristic Curves Using Combined Lagrange Polynomial Interpolation and Curve Fitting”, IEEE conference of International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), July., 2016

Pujiantara, M., Hafidz, I., Setiawan, A., Priyadi, A., Purnomo, M.H., Anggriawan, D.O., Tjahjono, A., “Optimization Technique Based Adaptive Overcurrent Protection in Radial System with DG Using Genetic Algorithm”, IEEE conference of International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), July., 2016

Windarko, N.A., Tjahjono, A., Anggriawan, D.O., Purnomo, M.H., “Maximum Power Point Tracking of Photovoltaic Module Using Adaptive Modified Firefly Algorithm”, IEEE conference of International Electronics Symposium (IES), Sept., 2015

Tjahjono, A., Anggriawan, D.O., Priyadi, A., Pujiantara, M., Purnomo, M.H., “Digital Overcurrent Relay with Conventional Curve Modeling Using Levenberg-Marquardt Backpropagation”, IEEE conference of International Seminar on Intelligent Technology and Its Applications (ISITIA), May., 2015

Tjahjono, A., Anggriawan, D.O., Priyadi, A., Pujiantara, M., Purnomo, M.H., “Overcurrent Relay Curve Modeling and Its Application in the Real Industrial Power System Using Adaptive Neuro Fuzzy Inference System”, IEEE conference of Computational Intelligence and Virtual Environments for Measurement Systems and Applications (CIVEMSA), Jun., 2015

Tjahjono, A., Qudsi, O.A., Windarko, N.A., Anggriawan, D.O., Priyadi, A., Purnomo, M.H., “Photovoltaic Module and Maximum Power Point Tracking Modelling Using Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System”, IEEE conference of Makassar International Conference on Electrical Engineering and Informatics (MICEEI), Nov., 2014

Windarko, N.A., Qudsi, O.A., Tjahjono, A., Anggriawan, D.O., Purnomo, M.H., “Optimized PI Constant for Current Controller of Grid Connected Inverter with LCL Filter Using Genetic Algorithm”, IEEE conference of Makassar International Conference on Electrical Engineering and Informatics (MICEEI), Nov., 2014

Thursday, May 8, 2014

Perjalanan panjang menuju kota peradaban dunia

”Apabila kamu punya mimpi, taruh dia 5 cm menggantung di depan kening kamu, jadi nggak pernah lepas dari mata kamu. Dan sehabis itu yang kita perlu cuma kaki yang berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dan leher yang akan lebih sering melihat keatas. Juga lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja dan hati yang akan bekerja lebih keras, serta mulut yang akan selalu berdoa.” (5 cm by Donny Dirgantoro)

            Inilah sebuah rangkaian kata yang menjadi penyemangatku dalam meraih mimpi sampai detik ini. sebuah rangkaian kata dari sebuah buku pemberian seorang teman sebagai hadiah ulang tahun saya empat tahun yang lalu. Ketika mahasiswa baru, Mimpi yang dulu Cuma jadi angan – angan saja tetapi di Hari jum’at, 7 oktober 2011 pukul 9 saya menginjakkan kaki dibenua eropa, di kota pusat peradaban dunia tepatnya dibandara Ory, Paris setelah menempuh perjalanan selama hampir 15 jam diudara. Mengingat kembali sebelum saya sampai ke Paris, sekitar bulan juli 2011 dari milis Himatektro ada pengumuman kompetisi OKTI / Competition Of Innovation and Scientific Writings 2011 oleh PPI Perancis. Kompetisi yang bertujuan untuk memberikan sebuah solusi untuk mempercepat pembangunan Indonesia oleh seluruh pelajar Indonesia di seluruh dunia. Saya tergerak untuk mengikuti kompetisi itu, berbekal inovasi yang saya buat dalam bentuk karya tulis mengenai inovasi untuk mengatasi kemacetan dengan judul “Smart Car System To Reducing The Car Distance In Solve To Exceed Big Cities In Indonesia”, saya mencoba untuk mengirimkan karya tulis yang pernah saya buat dalam bentuk bahasa inggris.
            Ketika pengumuman, saya kaget dan senang karena saya termasuk dari 20 besar finalis yang akan presentasi di Paris dari 67 proposal yang masuk dari 48 negara dan saya adalah satu – satunya pelajar undergraduate yang berada di Indonesia, peserta yang lain adalah pelajar Indonesia candidate Phd yang sedang belajar di berbagai negara.
            Persiapan untuk presentasi di paris menyita banyak tenaga, waktu dan pikiran karena persiapan yang sangat mepet yaitu sekitar satu setengah bulan. Banyak rintangan yang silih berganti menghadang dalam persiapan menuju paris. Mulai dari pembuatan paspor, saya pun harus bolak balik dari rumah sampai ke kantor imigrasi yang berjarak kurang lebih 40 km selama 3 hari. Rintangan lain yang saya rasakan adalah permohonan dana dan pembuatan visa. Waktu yang tinggal 1 bulan, saya harus menjalani proses pengajuan dana ke pihak birokrasi kampus dan juga dalam waktu yang bersamaan saya harus bolak balik ke konjen perancis di surabaya untuk pembuatan paspor. Puncaknya adalah ketika waktu tinggal 1 minggu usaha keras saya dalam pembuatan proposal dana, mengajukan dana sesuai aturan pihak birokrasi yang saya jalani ternyata dana yang turun dari pihak birokrasi sedikit dan visa yang belum keluar dari Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia. Saya pun sangat bingung dengan apa yang akan saya lakukan apakah saya harus membatalkan presentasi di paris atau tidak tetapi titik terang muncul setelah saya berkonsultasi dengan orang tua dan dukungan dari teman – teman serta visa dari Kedubes Perancis keluar, saya memutuskan untuk tetap pergi ke paris walaupun dengan dana sendiri.
Jum’at, 9 Oktober 2011
            Pukul 6 pagi, diluar hotel masih gelap tetapi orang sudah banyak yang memenuhi jalan untuk memulai aktivitas mereka, saya dan peserta lainnya siap – siap untuk berangkat ke Kedubes Indonesia untuk Perancis dipandu oleh teman – teman PPI perancis. Perjalanan menuju Kedubes, Kami naik kereta bawah tanah  karena lebih cepat dan sangat mudah. Di paris yang merupakan pusat peradaban dunia, ternyata sama seperti jakarta kesulitan mengatasi kemacetan. Satu jam kami melakukan perjalanan untuk sampai ke Kedubes Indonesia, disana sudah banyak panitia dari PPI perancis yang menyambut kami. Serangkaian acara OKTI dimulai dari sambutan Duta besar, kemudian oleh ketua PPI Perancis dan terakhir oleh ketua panitia OKTI, setelah itu acara presentasi dimulai dan yang menjadi presentator pertama adalah Ibu Wulan mahasiswa S3 Universitas kebangsaan malaysia, saya di urutan ke 12 untuk presentasi. Saya gugup, tegang dan grogi melihat beberapa peserta yang sudah presentasi, sangat menguasai dan berpengalaman, itu wajar karena mereka merupakan mahasiswa candidate Phd. Setelah makan siang, tiba giliran saya untuk presentasi, saya bertekad untuk tidak menyia – nyiakan kesempatan ini, saya harus bisa tampil yang Terbaik. saya naik podium dan memulai presentasi, entah kenapa waktu itu saya tampil dengan penuh semangat dan energik, hampir sepanjang saya presentasi, hadirin sering tertawa dan bertepuk tangan riuh dan bahkan setalah saya turun podium, banyak yang berjabat tangan mengucapkan selamat atas presentasinya. Saya pun juga diberi kesempatan sebagai narasumber di radio PPI Dunia.
            Malam hari setelah presentasi, saya bergegas pergi ke suatu tempat, Cuma berjalan kaki sekitar 15 menit, Di depanku sudah berdiri Menara Eiffel. Wajahnya tenang, angkuh dan perkasa. Ada kebanggaan akan peradaban mapan yang dipancarkannya dan seakan ingin disombongkan kepada siapa saja yang menatapnya. Ingin sepertinya dia kisahkan bahwa telah disaksikannya pergantian generasi dan lakon sejarah penting di pusat peradaban Eropa. Seakan ingin dilantunkannya tembang tentang bangun dan runtuhnya sebuah peradaban manusia ketika dia menjadi pencatat yang setia.  Aku tertegun, nyaris tidak percaya akan berkenalan dengan sang maha karya nan termasyur itu. Ingat saya dengan Andrea Hirata yang menciptakan Laskar Pelangi. Kita memang tidak boleh mendahului nasib. Mungkin sang waktu dan kesabaran memang bisa saja mengantarkan mahasiswa sepertiku untuk menjelajahi  Eropa. Mengantarku berkenalan dengan tinggalan -tinggalan peradaban yang sudah mapan.  Menara Eiffel kini bermandikan cahaya. Separuh di atasnya berwarna putih bersih sedangkan separuh di bawahnya merah menyala. Di sela-selanya ada nuansa biru yang samar tetapi anggun. Di puncak tertinggi berkelip dan berputar sinar laser menembus langit yang gelap. Sebuah pesona yang luar biasa. Sang perkasa yang tadi angkuh dan berwibawa menjelma menjadi anak perawan yang cantik dan sedikit genit menggoda. Dia seperti gadis yang mengundang tiap pemuda tampan untuk menjamahnya. Dia menawarkan keindahan yang tak akan habis direguk dan dinikmati. Eiffel memang adalah paduan kemapanan rekayasa cipta dengan keindahan yang bercita rasa. Saat malam makin memantapkan dirinya, gelap ditingkahi oleh rinai gerimis yang turun perlahan. Sebuah pemandangan yang dramatis menawarkan sebuah romansa yang pasrah untuk dinikmati. Tak salah para pujangga menyebut Paris sebagai kota cahaya dan kota cinta. Romantisme yang dihadirkan oleh pijaran cahaya yang berpadu dengan rinai gerimis dan kelakar anak manusia yang bersenda gurau memang sebegitu magisnya. Angin yang berhembus, dingin yang bisu, langit yang gelap dan bintang gemintang yang bersinar malu-malu bahkan ingin menyatakan cintanya.
KBRI, 9 Oktober 2011
            Pagi menjelang siang, Wajah-wajah para perserta nampak sedikit menegang. Saat-saat yang ditunggu telah tiba yaitu pengumuman para juara. Bapak Muhammad Najib, juri dari perusahaan Total memulai pemaparannya, beliau memulai dari penilaian umum yang sifatnya menyeluruh dan menyampaikan apresiasinya kepada seluruh peserta. Beliau menegaskan, sulit bagi dewan juri memilih juara karena semua bagus, semuanya hebat. Tibalah saatnya, Bapak Muhammad Najib mengumumkan para pemenang. Dimulai dari juara 3 didapat oleh Vidia Paramita dari Cornell University, US. Kemudian juara 2 didapat oleh Irma Sarita dari King Mongkut’s University of Technology Thonbury Bangkok, Thailand. Terakhir juara 1 didapat oleh Awang Maharijaya dari Wageningen University, Netherlands. Namaku tidak disebut, berarti saya pulang dengan hanya senyum kebanggaan berpose di Menara eiffel tetapi sesaat setelah itu, kegalauan hati pudar ketika namaku disebut sebagai The Most Favorite Participant oleh para hadirin. Saya maju kedepan podium, mendapatkan hadiah L’OREAL serta sebuah amplop yang isinya ternyata uang sebesar 200 Euro, sepucuk surat dari salah satu peserta. Bangga saya bisa menjadi salah satu peserta favorit walaupun tidak mendapatkan juara, saya bisa bersaing dengan pelajar yang punya banyak pengalaman dan tingkat ilmu lebih banyak daripada saya. Setelah rangkaian acara OKTI selesai, kesempatan yang langka dan masih cukup waktu 2 hari saya gunakan untuk jalan – jalan di setiap sudut kota paris, Menara Eiffel, Arc de Triomphe, Musee du Louvre, Notre Dame, Sacre Cour, Opera de Paris dan masih banyak lagi tempat yang saya singgahi. Pengalaman yang sangat luar biasa yang saya dapatkan di acara OKTI ini,
            Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada teman – teman PPI Perancis, seluruh peserta dan dewan juri yang mengadakan dan mensukseskan acara ini, apresiasi besar pantas diberikan kepada PPI Perancis untuk kontribusi bagi bangsa Indonesia. Saya ingat satu ucapan, bahwa semua orang bisa membuat sejarah, tetapi tidak semua orang bisa menuliskan sejarah. Apa yang dilakukan PPI Perancis dan yang ada disana telah memberikan kesempatan kepada kami untuk tidak saja menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga aktif menuliskannya. 

                Obama berkata where were you when the history took place?, maka saya akan menjawab ketika sejarah itu terjadi, saya berada disana yang membuat sejarah itu.